9. Teknik Pembuatan Video/Film



Dasar-dasar Cara Pembuatan Film

    Film yang baik tentunya memiliki cara pembuatan yang baik dan sesuai kaidah. Proses pembuatan film sering disebut sebagai filmmaking. Filmamaking melibatkan bebarapa tahap, antara lain ide, naskah, casting, shooting, editing, dan screening sebelum film dirilis secara besar-besaran.

 

    Proses filmmaking dilakukan di banyak tempat di seluruh dunia dengan berbagai konteks ekonomi, sosial, politik, serta menggunakan teknologi dan teknik yang sistematik. cara pembuatan film yang satu dengan lain pada dasarnya sama, yang membedakan adalah tantangan untuk mewujudkan step by step pembuatan tersebut.

 

Nah, kamu pecinta film dan ingin mencoba membuat film sendiri? Yuk, pahami dasar-dasar cara pembuatan film berikut ini!

1. Menentukan Ide Cerita

    Buatlah sebuah ide cerita untuk filmmu. tentukan terlebih dulu genre film yang ingin kamu buat. Drama, horor, action, atau genre lain. Usahakan untuk menciptakan ide cerita yang tidak pasaran. Kalau toh kamu ingin mengangkat cerita yang sudah umum, kemaslah dengan unik. Selain itu, cobalah untuk menentukan tema cerita yang familiar dengan masyarakat karena biasanya masyarakat suka menintin film yang “ini kisah gue banget loh”.

 

2. Tentukan Sasaran Penonton

    Setelah menentukan ide cerita dan tema. Tentukan pula film ini ingin ditujukan untuk siapa? Apakah anak-anak, remaja, atau dewasa? menentukan segmentasi penonton akan mempermudah kita membuat alur cerita yang menarik.

 

3. Membuat Sinopsis Film

    Sinopsis adalah komponen yang harus ada dalam sebuah film. Semua film memerlukan sinopsis, tidak terkecuali film dokumenter. Tulislah sinopsis yang ringkas, padat, jelas, tepat sasaran dengan konflik yang jelas, dan ending yang bisa memberi kejutan bagi penonton.

 

4. Menulis Skenario

    Setelah membuat sinopsis singkat, langkah selanjutnya adalah menulis skenario. Skenario ini bisa kamu tulis sendiri atau meminta orang lain (yang kompeten) untuk menuliskannya. Skenario harus ditulis seecara detail dan rinci. Dimana scene akan diambil (apakah diluar atau di dalam ruangan), bagaimana ekspresi dan gerak-gerik para pemain, serta penjelasan dilokasi mana mereka akan mengambil gambar.

 

5. Menyiapkan Alat-alat Teknis

    Tentukan story board (alat perencanaan yang menggambarkan urutan kejadian berupa kumpulan gambar dalam sketsa sederhana), tentukan lokasi yang sesuai dengan skenario. Siapkan kru, lampu, kamera, setting, property, kostum, make up team, dll.

 

6. Tentukan Budget

    Setelah menentukan semua alat teknis dan pemain yang kita inginkan, maka kita harus membuat anggaran agar tidak melebihi budget yang sudah kamu tentukan. seandainya anggaran melebihi budget mungkin kamu bisa menyiasati dengan “sewa” entah itu sewa kostum, properti atau alat sehingga biaya tidak terlampau membengkak.

 

7. Syuting dan Editing

    Setelah ke enam komponen persiapan siap dan izin untuk pembuatan film sudah turun, maka kamu sudah bisa memulai proses syuting sesuai dengan skenario yang ada. Apabila proses syuting sudah selesai maka langkah selanjutnya adalah mengedit film berdasarkan urutan scene dalam skenario.

 

8. Review dan Revisi

    Setelah melalui tahap editing bukan berarti film sudah jadi. Alangkah baiknya jika kamu meriviewhasil film yang sudah ada kemudian melakukan revisi apabila ada scene yang jelak dan tidak sesuai dengan skenario. Scene tersebut bisa kamu buang atau kamu ganti dengan yang baru.

 

9. Buat Promosi

    Setelah semua proses pembuatan selesai, saatnya kamu mempromosikan film yang kamu buat dengan berbagai media. Bis amelalui web, blog, twitter, facebook, poster, trailer, dan media lain.

 

10. Masukkan dalam DVD

    Setelah seluruh proses persiapan, pembuatan, dan revisi selesai. Kamu bisa memasukkan film tersebut dalam keping DVD untuk digandakan. Entah itu untuk keperluan pribadi atau promosi.

7 Teknik Dasar Sinematografi yang Sering Dipakai dalam Pembuatan Film

 

1. Over-the-shoulder shot

Sesuai namanya, over-the-shoulder shot adalah pengambilan gambar yang dilakukan dari belakang bahu karakter sementara karakter lain atau latar belakang sebagai objeknya.

Teknik sinematografi ini adalah yang paling sering dipakai dalam pembuatan film, khususnya film naratif. Hal ini dibutuhkan agar adegan percakapan antar karakter terlihat sealami mungkin bagi penonton.

 

2. Medium shot

Medium shot adalah teknik pengambilan gambar dari jarak menengah dimana menyorot karakter dari bagian pinggang ke atas. Medium shot biasanya digunakan dalam adegan yang menyorot kegiatan si karakter sehari-hari seperti berjalan dan berbincang.

Tidak sedikit juga yang menggunakan teknik ini untuk fight scene.

 

3. Close up shot

Close up shot digunakan untuk menyorot bagian kepala hingga leher karakter untuk membuat penonton terlibat dan merasakan apa yang sedang dirasakan si karakter. Bahkan tanpa dialog pun penonton masih bisa melihat apa yang sedang terjadi pada si karakter melalui ekspresi wajahnya.

 

4. Extreme close up shot

Hampir serupa dengan close up shot, extreme close up shot digunakan untuk mendapatkan intensitas emosi yang tengah dirasakan oleh karakter dalam suatu adegan dengan lebih maksimal. Cocok sekali untuk membangun suasana dan menambahkan drama serta intensitas.

Teknik ini bisa dilakukan dengan menyorot wajah si karakter atau beberapa bagian tubuh saja seperti mata atau bahkan tangan. Teknik ini juga bisa digunakan pada objek seperti jam dinding yang berdetak.

 

5. Panning shot

Selanjutnya ada panning shot, teknik yang satu ini adalah teknik pengambilan gambar dimana pergerakan kamera dilakukan secara horizontal dengan halus dan perlahan. Teknik ini kerap kali digunakan karena terbilang mudah.

Selain itu, hasil pengambilan gambarnya terlihat lebih akurat dan natural.

 

6. Tracking shot

One tracking shot adalah teknik pengambilan gambar dimana kamera bergerak melalui suatu adegan dalam waktu yang relatif lama. Biasanya kamera akan mengikuti suatu objek seperti pemain atau properti lainnya.

Tidak sedikit juga yang menggunakan teknik ini untuk sekedar menunjukkan dengan lebih rinci apa yang terjadi dalam scene tersebut. Alat penting yang digunakan untuk teknik one tracking shot ini adalah dolly atau sejenis bagan beroda tempat menaruh kamera yang bergerak pada jalur khusus.

Tidak sedikit juga yang memakai steadicam dan drone seperti yang dipakai pada film Atonement dan 1917.

 

7. Long shot

eknik long shot digunakan agar penonton dapat melihat objek lebih luas atau dikenal juga dengan istilah landscape format size. Teknik sinematografi yang satu ini biasanya dipakai untuk adegan pembuka maupun penutup sebuah film.

Agar terlihat lebih hidup, biasanya si karakter yang menjadi objek utama akan berjalan mendekat ke arah kamera hingga bagian tubuh atasnya terekam.

Nah, itu tadi adalah 7 teknik dasar sinematografi yang sering digunakan dalam pembuatan film. Selain hobi nonton terpuaskan, dapat ilmu baru juga!

 

Sumber

https://idseducation.com/dasar-dasar-cara-pembuatan-film/

https://www.idntimes.com/life/education/febby-arshani/7-teknik-dasar-sinematografi-yang-sering-dipakai-dalam-pembuatan-film-c1c2-1/7




DOWNLOAD MATERI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tutorial Dasar Animasi 2D Sederhana

     Assalamualaikum teman-teman d alam  Artikel ini admin akan membagikan dasar  bagaimana cara membuat animasi sederhana, disini admin men...